Fakta Malaysia yang Ditutup-tutupi
Malaysia saat ini sedang dilanda sebuah kerusuhan yg disebabkan oleh wilayahnya sendiri. Mungkin ini balasan Tuhan karena sudah merebut Borneo yg dulu milik Indonesia kali yah hahahaha..... lanjut saja.....
Ternyata Malaysia punya fakta yg ditutup-tutupi looh, bahkan fakta jelek ini diakui berbagai negara lain, bahkan "Orang dalamnya" sendiri, kita lihat yuk 6 Fakta Tentang Malaysia yang Ditutup-tutupi
1. Tidak ada satupun kurikulum mancanegara yang memasukkan mata pelajaran bahasa Malaysia kedalam kuliahnya, satu-satunya turunan dari bahasa melayu yang dijadikan kurikulum pendidikan bahasa asing adalah bahasa Indonesia. (University di Australia, Belanda, Rusia, China, Jepang, Eropa, USA).
Hal ini disebabkan karena bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang berpotensi semakin besar pemakaiannya di dunia (UNESCO). Lagian bahasa nya Malaysia (Melayu) kan turunan Indonesia, gausah dipelajarin kali hehehehe.....
2. Dalam era globalisasi dewasa ini, peperangan bukan lagi menjadi suatu kunci bagi memenangi suatu persaingan. Justru saat ini yang dibutuhkan adalah soft power. Keunggulan budaya salah satunya. Dalam banyak hal ini jelas sekali keunggulan budaya Indonesia atas Malaysia. Lagu-lagu Indonesia banyak membanjiri Malaysia, buktinya semua siaran radio, atau lagu-lagu yg dijual disana 99% dari buatan penyanyi Indonesia, bahkan menjadi top chart di negara mereka.
Belum lagi hasil-hasil budaya lainnya seperti film, kerajinan, pencak silat, kebudayaan tradisional, dan lain-lain. Arsitektur misalnya, sudah menjadi pengetahuan umum bila menara kembar Petronas mencontek dari desain Candi Prambanan di Indonesia. Fenomena ini diakui oleh budayawan serta banyak artis Malaysia, salah satunya adalah Amy yang begitu gundah atas membanjirnya produk budaya dari Indonesia ke Malaysia.
3. Analisis dari Dinas Rahasia Russia (2006) terhadap fenomena teroris Dr. Azahari dan Nurdin Moh. Top, menyatakan bahwa kedua orang tersebut adalah merupakan kaki tangan / agen rahasia Malaysia bekerjasama dengan CIA disusupkan ke Indonesia untuk mencegah fenomena kebangkitan Islam moderat di Indonesia.
Seperti Analisis dari CIA, keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia yang diikuti dengan kebangkitan Islam di Indonesia akan menjadikan Indonesia sebagai Negara besar dan maju di regional Asia Pasifik. Kondisi ini jelas tidak menguntungkan bagi Malaysia yang berupaya menjadi pemimpin di wilayah ini namun tidak memiliki kemampuan sama sekali. Kepentingan USA terhadap wilayah ini juga akan terganggu bila Indonesia berhasil muncul menjadi Negara besar dan maju di kawasan ini.
4. Menurut analisis Robert C. Lie (Times magazine, June 2007), fenomena yang berlaku di Malaysia ini dalam istilah psikologi merupakan mekanisme pertahanan diri. Intinya, adanya kelemahan, kebodohan, serta kegagalan bangsa Malaysia mengaktualisasikan diri sebagai suatu bangsa yang bisa dihormati oleh bangsa lainnya menyebabkan mereka berusaha sekuat tenaga membalik penilaian tersebut dengan memberikan stigma yang lebih jelek terhadap negara tetangganya.
5. Terbatasnya akses informasi dari media informasi (surat kabar, televisi dan lain-lain) bagi rakyat Malaysia sehingga hanya sedikit saja informasi mengenai negara-negara tetangga yang dipunyai. Hal ini menyebabkan hidup rakyat Malaysia seperti katak dalam tempurung. Akibatnya, mereka merasa pintar padahal sesunggunya hidup dalam kemalasan dan kebodohan yang teramat sangat. Nilai-nilai demokrasi yang dicapai oleh negara tetangganya tidak banyak diketahui oleh rakyat Malaysia. Hal ini memang disengaja oleh pemerintah mereka agar rakyat tetap bodoh sehingga tidak membahayakan kekuasaan mereka. (Malaysia negara demokrasi?)
Tapi kalau di Indonesia malah media informasi nya lebih keren lagi, contoh : TV. Kalau iklan di TV kan seperti Durex, Sutra, Jupe tumpeh-tumpeh, Ada sarung nutupin pisang gede (Iklan Durex), Aku mau 1, aku mau 2 (Iklan KB) dan semuanya itu pernah ditayangkan di siang hari saat bocah sedang nonton.
6. Pengakuan secara jujur dari Datuk Anwar Ibrahim pada New York Times, bahwa sebagian besar pemimpin Malaysia terlalu pongah dan sombong meskipun sebenarnya Malaysia adalah negara lemah dan korup sehingga tidak bisa menghargai negara-negara tetangganya. (Di Indonesia ada KPK)